Gambar Mewarnai Belajar

Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Belajar. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Orca yang Tak Dianggap - Dongeng anak
Di lautan luas, hiduplah seekor paus orca bernama Odi. Ia gagah, kuat, dan berenang lebih cepat dari kebanyakan ikan lain. Namun, ada satu masalah: ia tidak dianggap sebagai bagian dari kelompok mana pun. “Kamu bukan ikan seperti kami,” kata Kawanan Tuna. “Tapi kamu juga bukan paus sejati seperti Paus Biru,” kata Paus Biru dengan suara dalam. Bahkan Hiu Putih yang selalu tampak angkuh berkata, “Kamu terlalu ramah untuk jadi predator.” Tak peduli ke mana ia pergi, Odi selalu dianggap ‘bukan bagian dari mereka.’ Lama-lama, ia merasa tidak punya tempat di lautan ini. Bahaya Datang ke Lautan Suatu hari, para nelayan mulai memasang jaring raksasa di perairan itu. Awalnya, kawanan ikan tidak peduli. “Kami sudah biasa menghadapi jaring,” kata Ikan Kerapu. Tapi kali ini berbeda. Jaringnya lebih besar dan lebih kuat! Ikan-ikan mulai panik. Hiu mencoba menggigit jaring… tapi gagal! Paus Biru mencoba mendorongnya… tapi tetap tidak bergerak! Mereka terperangkap. Odi melihat itu dari kejauhan. Ia punya tubuh kuat dan otak yang cerdas. Tapi… apakah mereka mau mendengarnya? “Tidak peduli apakah mereka menganggapku bagian dari mereka atau tidak… aku tidak bisa diam saja.” Menjadi Pahlawan di Tengah Keraguan Odi menyelam cepat dan menggunakan ekornya untuk menciptakan arus kuat. Jaring mulai...
Baca Dongeng...Rere si Rayap Tukang Runtuh, Penyelamat yang Tersembunyi - Dongeng
Rere si rayap selalu bekerja keras dengan gigi-giginya yang kecil tapi kuat. Ia dikenal sebagai “perusak pohon” oleh warga hutan. “Itu dia! Si rayap pemakan rumah!” “Jauh-jauh deh, nanti pohon rubuh!” “Kalau lihat dia, panggil pelatuk darurat!” Padahal Rere tak pernah makan rumah siapa pun. Ia cuma menyantap pohon-pohon mati yang diam-diam membusuk dari dalam. Suatu hari, Rere melihat Pak Beringin, pohon tua yang berdiri gagah di tebing. Tapi Rere tahu: dalam batang Pak Beringin sudah keropos. “Kalau ini tumbang pas angin besar, bisa bikin longsor... bisa bahaya,” pikir Rere. Tapi begitu dia mencoba menggigiti bagian dalam, semua hewan berteriak: “HENTIKAN! Itu pohon sejarah!” “Jangan ganggu Pak Beringin!” “Panggil Pilo si Pelatuk! Cepat!” Maka muncullah Pilo, burung pelatuk yang merasa dirinya “dokter kayu profesional.” “Hemat tenaga, Rere. Aku yang ahli soal pohon.” Pilo mengetuk-ngetuk batangnya dengan paruh. “Hmm... masih kokoh!” katanya percaya diri. Padahal, Pak Beringin diam-diam bergumam, “Uhuk... dalamku udah kayak wafer bolong...” Angin Kencang Datang! Malam harinya, angin topan menyerbu dari arah timur. Pohon-pohon menjerit, daun terbang ke mana-mana, burung-burung masuk sarang sambil baca buku doa. Tiba-tiba—CRACKKK!! Pak Beringin nyaris tumbang ke arah jurang... dan berpotensi menyeret tanah serta pohon lain bersamanya. Tapi... anehnya, akar-akar Pak Beringin...
Baca Dongeng...Oren dan Cikcik - Cerita Kucing
Bagian 1: Si Oren dan Kekacauan Pagi yang Biasa Di sebuah peternakan kampung yang tidak tahu konsep sunyi, hiduplah seekor kucing jantan berbulu oranye belang-belang seperti karpet yang pernah dicuci tapi nggak dibilas. Namanya Oren. Tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali manggil dia begitu, tapi sejak pertama kali dia mendarat dari langit—maksudnya, dilempar anak kecil tetangga ke kandang sapi karena dikira tikus raksasa—semua langsung sepakat: ini Oren. Titik. Peternakan tempat Oren tinggal tidak mewah. Tapi cukup ramai untuk bikin orang insomnia merasa tidak sendiri. Setiap pagi dimulai dengan trio ayam jago yang entah kenapa nggak pernah sepakat soal waktu berkokok. Si Kokok (jago tua, pensiunan adu ayam), selalu mulai jam empat subuh. Disusul si Bowo yang ngotot semua harus bangun jam lima. Dan terakhir si Kecil, jago muda labil yang baru belajar kokok tapi suaranya lebih mirip toa rusak. Biasanya dia mulai teriak pas sapi-sapi lagi pipis. Oren tinggal di loteng kandang kambing. Tempat paling hangat, paling bau, dan paling jarang dikunjungi manusia—kombinasi yang sempurna buat kucing introvert berjiwa petualang sepertinya. Pagi itu, Oren terbangun karena mimpi buruk: dia dikejar bebek sambil dibilang “anjing!” padahal jelas dia kucing. Begitu bangun, realitas lebih buruk. Seekor kambing jantan baru, warna...
Baca Dongeng...